30 Mei 2010

Belajar SABAR , Dengan Allah...

0 komentar

Hadis riwayat Abdullah bin Qais ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan daripada Allah, karena meskipun mereka menyekutukan Allah serta beranggapan bahwa Allah memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan rezeki, kesehatan serta menganugerahkan apa yang mereka minta. (Shahih Muslim No.5017)

19 Mei 2010

Belajar Dari Rasulullah (20/05/2010)

0 komentar

Thaif dalam sejarah awal perjuangan Rasulullah Muhammad SAW memang sangat pahit. Terhitung tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thaif untuk melakukan dakwah dan mengajak Kabilah Tsaqif masuk Islam. Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya Siti Khadijah pada 619 Masehi dan wafatnya Abu Thalib, pelindung utama yang juga paman Rasulullah SAW pada 620 Masehi.

Meninggalnya Abu Thalib dan Siti Khadijah ini yang disegani oleh kaum musyrik Qurais, membuat mereka semakin berani mengganggu Rasulullah SAW. Oleh karena itu, jika warga kota Thaif mau menerima Islam, kota ini akan dijadikan tempat berlindung bagi warga muslimin dari kekejaman kaum musyrikin Makkah.

Untuk menghindari penganiayaan yang lebih berat secara diam-diam dan dengan berjalan kaki, Rasulullah mencoba pergi ke Thaif untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Rasulullah tinggal di Thaif selama sepuluh hari untuk berdakwah dan meminta perlindungan. Namun, ternyata penduduk Thaif melakukan penolakan dan memperlakukan Rasulullah dengan kasar.

Saat itu, kaum Tsaqif melempari Rasulullah SAW, sehingga kakinya terluka. Tindakan brutal penduduk Thaif ini membuat Zaid bin Haritsah membelanya dan melindunginya, tapi kepalanya juga terluka akibat terkena lemparan batu. Akhirnya, Rasulullah berlindung di kebun milik ‘Utbah bin Rabi’ah.

Saat itu, Rasulullah SAW berdoa, "Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?

Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu."

Dari do'a ini tentu semua begitu memahami betapa beratnya cobaan Rasulullah SAW saat itu dalam menghadapi penganiayaan dengan penuh ridho, ikhlas dan sabar, serta tidak pernah berputus asa. Seperti sejumlah cerita yang diriwayatkan kembali Ulama Hadist terkenal, Imam Bukhori dan Muslim dari Asiyah RA (istri kedua Rasulullah SAW).

Ia (Aisyah) berkata, "Wahai Rasulullah SAW, pernahkah engkau mengalami peristiwa yang lebih berat dari peristiwa Uhud?“ Jawab Nabi saw, “Aku telah mengalami berbagai penganiayaan dari kaumku. Tetapi penganiayaan terberat yang pernah aku rasakan ialah pada hari ‘Aqabah di mana aku datang dan berdakwah kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kilal, tetapi tersentak dan tersadar ketika sampai di Qarnu’ts-Tsa’alib.

Lalu aku angkat kepalaku, dan aku pandang dan tiba-tiba muncul Jibril memanggilku seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan jawaban kaummu terhadapmu, dan Allah telah mengutus Malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan sesukamu,“ Rasulullah SAW melanjutkan.

"Kemudian Malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku lalu berkata, “ Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu. Aku adalah Malaikat penjaga gunung, dan Rabb-mu telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan sesukamu, jika engkau suka, aku bisa membalikkan gunung Akhsyabin ini ke atas mereka." Jawab Rasulullah SAW, “Bahkan aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dengan sesuatu pun.“ Subhanallah..!!

Kisah Rasulullah ketika berada di Thaif, dengan segala kesulitan dan kesedihan, beliau bersama Zaid, RA menghadang lemparan batu dan cacian masyarakat Thaif. Ketika itu ada tawaran dari Malaikat penjaga bukit untuk menghimpitkan bukit Abu Qubais dan bukit Ahmar kepada mereka. Namun tawaran ini ditolak oleh Rasulullah, bahkan beliau berdoa : Allahummahdii qawmii fainnahum laa ya'lamuun" (Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku ini, karena mereka masih juga belum faham tentang arti Islam). Dengan doa ini anak keturunan masyarakat thaif menjadi generasi rabbani pendukung dakwah nabi dikemudian hari.

===============================================================

Dan kini, kurang lebih 14 abad setelah kepergian beliau SAW, ada sebagian manusia yang karena ketidak tahuan, dan hasad di hatinya terang terangan menghinakan serta memusuhi beliau SAW, juga agama yang dibawa olehnya. Ya Allah, sesungguhnya mereka ingin membuat tipu daya, sedangkan Engkaulah sebaik-baik pembalas tipu daya. Sesungguhnya mereka hendak memadamkan cahaya agamaMU dengan mulut serta segala tipu daya mereka, sedangkan tidaklah yang Engkau hendaki melainkan tetap menyempurnakan cahaya-MU. Walaw karihal kafirun, walaw karihal munafiqun .

“ Duhai dzat yang memegang hati, yang membolak balikkan hati, Demi kemulianMU, demi ketinggian Dien-MU, hujamkanlah hidayahMU kepada mereka, sesungguhnya mereka belum mengetahui akan keindahan akhlak rasulMU, serta ketinggian DienMU... Munculkanlah dari mereka, atau keturunan mereka orang orang yang akan dengan ikhlas tunduk patuh dalam menyembah kepadaMU serta ridla akan DienMU... Kabulkanlah permohonan hambaMu yang lemah ini ya allah, sebgaimana kau kabulkan doa nabiMU, RasulMu, Muhammad SAW kepada penduduk Thaif... "

Allhumma Shalli 'alaa muhammad wa 'ala ali muhammad

Wa laa haula wa la Quwwata illa billahi....

12 Mei 2010

Seember Susu

0 komentar

Dua ekor katak berlompatan dengan riangnya di sebuah halaman rerumputan sebuah peternakan sapi. Seorang ibu yang sedang membersihkan halaman kandang yang melihat kedua katak itu berusaha mengusir dengan sebuah gagang sapu dan membuat kedua katak itu lari ketakutan.

“Cepat, kearah sana”, kata salah seekor katak itu

“Saya melihat tempat persembunyian yang baik dan pasti sulit dijangkau oleh gagang sapu itu” kata si katak menunjuk arah kandang sapi perah yang ada didalam peternakan tsb.

“Ayo, cepat” seru si katak pertama dan keduanya melompat-lompat melompat tinggi, lebih tinggi, semakin tinggi lompatannya dan sangat tinggi kearah pagar kandang menuju tempat dimana mereka akan bersembunyi.

“Plung” pada lompatan terakhir, keduanya serentak mendarat di sebuah ember yang berisi susu segar dan segera mereka berenang ke tepi ember dan berusaha untuk naik keluar dari ember itu sambil sesekali melompat, tapi tidak berhasil.

“Oh kawan, habislah kita kali ini, ember aluminium ini sungguh sangat licin, rasanya tidak mungkin memanjatnya, habislah kita kali ini, kita tak bisa kemana-mana lagi, kita akan mati tenggelam disini” kata katak kedua.

“Teruslah berusaha, teruslah berenang, teruslah mendayung” kata katak pertama, pasti ada cara untuk bisa keluar dari tempat ini, ayo kita pikirkan, jangan menyerah. Mereka berduapun mendayung dan berenang kesana kemari sambil sesekali melompat berusaha melewati bibir ember.

Setelah sekian jam mereka mendayung katak kedua mulai mengeluh lagi:


“Ugh, saya sungguh lelah sekali, saya benar-benar kehabisan tenaga, susu ini kental sekali dan dan terlalu licin untuk keluar dari tempat ini.”


“Ayo, teruslah berusaha, jangan menyerah” kata katak pertama memberi semangat.

“Percuma saja, kita tidak akan pernah keluar hidup-hidup dari tempat ini, kita pasti mati disini keluhnya makin lemah” dan gerakan katak kedua itu makin lama makin lambat dan akhirnya tidak bergerak lagi, mati.

Sementara itu katak pertama tidak putus asa, dengan sisa-sisa tenaganya masih berenang dan terus mengayunkan tangan dan kakinya sambil sesekali tetap membuat lompatan terus mencoba melewati ember yang mengurungnya.

Saat malam menjelang pagi udara terasa sangat dingin, lamat-lamat terdengar ayam berkokok dan tanpa disadari kaki-kaki katak kedua itu serasa mendapat pijakan. Katak itu sudah tidak mendayung lagi karena kakinya terasa berdiri diatas setumpuk mentega hasil karyanya semalaman.

Dan “Plop” katak itupun membuat lompatan terakhir untuk keluar dan bebas dari ember yang mengubur temannya.

Ketika anda berpikir anda ‘bisa’ atau ketika anda berpikir anda “tidak bisa”, maka ANDA BENAR !!


Jibril AS, Kerbau, Kelelawar, dan Cacing

0 komentar

Suatu hari Allah SWT memerintahkan malaikat Jibri AS untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya yaitu kerbau dan menanyakan pada si kerbau apakah dia senang telah diciptakan Allah SWT sebagai seekor kerbau. Malaikat Jibril AS segera pergi menemui si Kerbau.

Di siang yang panas itu si kerbau sedang berendam di sungai. Malaikat Jibril AS mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si kerbau, "hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kerbau". Si kerbau menjawab, "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kerbau, dari pada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri". Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor kelelawar.

Malaikat Jibril AS mendatanginya seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantungan di dalam sebuah goa. Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar, "hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kelelawar". "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya", jawab si kelelawar. Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.

Malaikat Jibril AS bertanya kepada si cacing, "Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah SWT sebagai seekor cacing". Si cacing menjawab, " Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor cacing, dari pada dijadikaan-Nya aku sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal sholih ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya".

SUBHANALLAH... Apakah kita lebih baik dari Makhluk Allah/Binatang??? Ato justru lebih HINA ??? Naudzubillah Wa nastaghfiruka ya Allah....

04 Mei 2010

Daftar UMR-UMP Tahun 2010

0 komentar

Inilah Daftar UMR-UMP (Upah Minimum Regional-Propinsi) tahun 2010 versi resmi pemerintah. Selain itu setelah otonomi daerah berlaku penuh, dikenal juga istilah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Perbedaan tingkat upah dari setiap propinsi atau suatu area (regional) berdasarkan tingkat inflasi, jumlah populasi penduduk, infrastruktur dan sebagainya, biasanya diperbarui minimal setahun sekali.

Berikut ini Daftar Upah Minimum Regional-Propinsi (UMR-UMP) tahun 2010 se-Indonesia yang resmi dari Pemerintah:

  • Nanggroe Aceh Darussalam 1.300.000,00 (2010)
  • Sumatera Utara 965.000,00 (2010)
  • Sumatera Barat 700.000,00
  • Riau 800.000,00
  • Kepulauan Riau 833.000,00
  • Jambi 900.000,00 (2010)
  • Sumatera Selatan 743.000,00
  • Bangka Belitung 813.000,00
  • Bengkulu 683.528,00
  • Lampung 678.900,00
  • Jawa Barat 568.193,39
    • Kabupaten Bogor 873.231,00
    • Kota Depok 962.500,00
    • Purwakarta 763.000,00
    • Kota Bekasi 994.000,00
      • Upah Minimum Kelompok I 1.020.000,00
      • Upah Minimum Kelompok II 1.013.000,00
    • Kabupaten Bekasi 980.589,60
      • Upah Minimum Kelompok I 1.020.000,00
      • Upah Minimum Kelompok II 1.019.000,00
    • Kab. Sumedang (Jatinangor, Tanjungsari, Cimanggung & Pamulihan) 886.000,00
    • Kab. Sumedang (diluar Jatinangor, Tanjungsari, Cimanggung & Pamulihan) 700.000,00
    • Kabupaten Karawang 912.225,00
      • Upah Minimum Kelompok I 924.619,00
      • Upah Minimum Kelompok II 970.000,00
      • Upah Minimum Kelompok III 1.013.583,00
    • Kota Bandung 939.000,00
    • Kabupaten Bandung 895.980,00
  • DKI Jakarta 972.604,80
  • Banten 537.000,00
    • Kabupaten Tangerang 953.850,00
    • Kota Cilegon 978.400,00
  • Jawa Tengah 547.000,00
  • Yogyakarta 586.000,00
  • Jawa Timur
    • Kota Surabaya 805.500,00
    • Kabupaten Sidoarjo 802.000,00
  • Bali
    • Kabupaten Badung 605.000,00
    • Kota Denpasar 800.000,00
    • Kabupaten Gianyar 760.000,00
    • Kabupaten Jembrana 737.500,00
    • Kabupaten Karangasem 712.320,00
    • Kabupaten Klungkung 686.000,00
    • Kabupaten Bangli 685.000,00
    • Kabupaten Tabanan 685.000,00
    • Kabupaten Buleleng 685.000,00
  • NTB 730.000,00
  • NTT 650.000,00
  • Kalimantan Barat 645.000,00
  • Kalimantan Selatan 1.024.500 (2010)
  • Kalimantan Tengah 765.868,00
  • Kalimantan Timur 1.002.000,00 (2010)
  • Maluku 840.000,00
  • Maluku Utara (Masih Dalam Pembahasan)
  • Gorontalo 710.000,00 (2010)
  • Sulawesi Utara 1.000.000,00 (2010)
  • Sulawesi Tenggara 860.000,00 (2010)
  • Sulawesi Tengah 777.500,00 (2010)
  • Sulawesi Selatan 1.000.000,00 (2010)
  • Sulawesi Barat 944.500,00 (2010)
  • Papua Barat 1.210.000,00 (2010)
  • Papua 1.105.500,00

Gunakanlah Daftar UMR-UMP (Upah Minimum Regional-Propinsi) tahun 2010 diatas sebagai tolok ukur tingkat keberhasilan karir anda di perusahaan dimana anda bekerja. Daftar Upah Minimum Regional / Propinsi versi pemerintah ini juga merupakan indikator bagi suatu perusahaan apakah laju pertumbuhan usahanya tersendat, jalan ditempat atau bahkan melesat meninggalkan kompetitornya. (Sumber)

03 Mei 2010

Wow! Piton Mati Diangkat Pakai Ekskavator

0 komentar

JAKARTA, KOMPAS.com — Foto seekor ular jenis piton (Phyton reticulatus) dalam kondisi mati dan diangkat menggunakan ekskavator membuat heboh pengguna Facebook dan menjadi pembicaraan di milis-milis pekerja di Kalimantan Timur. Namun, kabar tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya.

Menurut pengakuan seorang yang mem-posting foto ular raksasa ini di Facebook, foto tersebut dia dapatkan dari seorang rekannya yang bekerja di perusahaan kontraktor tambang.

"Lokasinya di Tanah Hulu, dekat Kotabangun, Kutai Kartanegara. Foto ini sudah menyebar di milis karyawan perusahaan penyewaan alat berat itu. Saya hanya diberi tahu seperti itu. Soal benar atau tidaknya, saya juga tak bisa memastikan," ujar Mardiono, warga Balikpapan yang mem-posting foto ular piton raksasa ini.

Hutan pedalaman Kalimantan ditengarai masih dihuni ular raksasa yang panjangnya bisa mencapai belasan meter. Piton hidupnya tersebar dari Afrika sampai ke Asia Tenggara. Dari semua jenis piton, yang terpanjang adalah Phyton reticulatus yang ditemukan di semenanjung Asia Tenggara sampai ke Sulawesi.

Ular jenis reticulatus ini dikenal sebagai sanca kembang, sanca batik, atau ular sawah. Panjangnya bisa mencapai belasan meter. Piton burma dan piton bola (ball phyton) ukurannya tidak sepanjang reticulatus yang banyak terdapat di hutan alam Indonesia. (Sumber)

01 Mei 2010

Pedagang Dan Nelayan

0 komentar

Suatu hari, seorang pedagang kaya datang berlibur ke sebuah pulau yang masih asri. Saat merasa bosan, dia berjalan - jalan keluar dari villa tempat dia menginap dan menyusuri tepian pantai. Terlihat Di sebuah dinding karang seseorang sedang memancing, dia menghampiri sambil menyapa,

“Sedang memancing ya pak?”, sambil menoleh si nelayan menjawab,

“Benar tuan. Mancing satu-dua ikan untuk makan malam keluarga kami”.

“Kenapa cuma satu-dua ikan pak? Kan banyak ikan di laut ini, kalau bapak mau sedikit lebih lama duduk disini, tiga-empat ekor ikan pasti dapat kan?”

Kata si pedagang yang menilai si nelayan sebagai orang malas. “Apa gunanya buat saya ?” tanya si nelayan keheranan.

“Satu-dua ekor disantap keluarga bapak, sisanya kan bisa dijual. Hasil penjualan ikan bisa ditabung untuk membeli alat pancing lagi sehingga hasil pancingan bapak bisa lebih banyak lagi” katanya menggurui.

“Apa gunanya bagi saya?” tanya si nelayan semakin keheranan.

“Begini. Dengan uang tabungan yang lebih banyak, bapak bisa membeli jala. Bila hasil tangkapan ikan semakin banyak, uang yang dihasilkan juga lebih banyak, bapak bisa saja membeli sebuah perahu. Dari satu perahu bisa bertambah menjadi armada penangkapan ikan. Bapak bisa memiliki perusahaan sendiri. Suatu hari bapak akan menjadi seorang nelayan yang kaya raya”.

Nelayan yang sederhana itu memandang si turis dengan penuh tanda tanya dan kebingungan. Dia berpikir, laut dan tanah telah menyediakan banyak makanan bagi dia dan keluarganya, mengapa harus dihabiskan untuk mendapatkan uang? Mengapa dia ingin merampas kekayaan alam sebanyak-banyaknya untuk dijual kembali. Sungguh tidak masuk diakal ide yang ditawarkan kepadanya.

Sebaliknya, merasa hebat dengan ide bisnisnya si pedagang kembali meyakinkan, “Kalau bapak mengikuti saran saya, bapak akan menjadi kaya dan bisa memiliki apa pun yang bapak mau”.

“Apa yang bisa saya lakukan bila saya memiliki banyak uang?” tanya si nelayan.

“Bapak bisa melakukan hal yg sama seperti saya lakukan, setiap tahun bisa belibur, mengunjungi pulau seperti ini, duduk di dinding pantai sambil memancing”.

“Lho, bukankan hal itu yang setiap hari saya lakukan tuan, kenapa harus menunggu berlibur baru memancing?”, kata si nelayan menggeleng-gelengka n kepalanya semakin heran.

Mendengar jawaban si nelayan, si pedagang seperti tersentak kesadarannya bahwa untuk menikmat memancing ternyata tidak harus menunggu kaya raya.

Pepatah mengatakan, jangan mengukur baju dengan badan orang lain. Si pedagang mungkin benar melalui analisa bisnisnya, dia merasa apa yang dilakukan oleh si nelayan terlalu sederhana, monoton dan tidak bermanfaat. Mengeruk kekayaan alam demi mendapatkan uang dan kekayaan sebanyak-banyaknya adalah wajar baginya.

Sedangkan bagi si nelayan, dengan pikiran yang sederhana, mampu menerima apapun yang diberikan oleh alam dengan puas dan ikhlas. Sehingga hidup dijalani setiap hari dengan rasa syukur dan berbahagia.

Memang ukuran “bahagia”, masing-masing orang pastilah tidak sama. Semua kembali kepada keikhlasan dan cara kita mensyukuri, apapun yang kita miliki saat ini.