04 Agustus 2009

Cari: AS Desak Israel Hentikan Pengusiran Orang Palestina

Washington (ANTARA/ Xinhua-OANA) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Senin, mendesak Israel agar berhenti mengusir keluarga Palestina dari Jerusalem timur.

Ketika berbicara kepada wartawan setelah pembicaraan dengan timpalannya dari Jordania Nasser Judeh, Hillary mengatakan pengusiran provokatif Israel terhadap keluarga Palestina dari Jerusalem timur sangat disesalkan.

"Saya mendesak pemerintah Israel dan pejabat kota praja agar menahan diri dari tindakan provokatif semacam itu. Kedua pihak memiliki tanggung jawab menahan diri dari tindakan provokatif yang dapat menghalangi jalan menuju kesepakatan perdamain menyeluruh," kata Menteri Luar Negeri AS tersebut.

"Tindakan sepihak yang dilakukan oleh masing-masing pihak tak dapat digunakan untuk memutuskan lebih dulu hasil perundingan. Dan semua itu takkan diakui sebagai perubahan status quo," kata Kepala Diplomat AS itu.

Judeh mengumandangkan pernyataan Hillary, dan menyatakan pengusiran keluarga Palestina oleh Israel dari Jerusalem timur "bukan hanya tak disambut baik dan dikutuk". "Kami berharap semua itu dihentikan, dan dihentikan secepatnya".

Polisi Israel dilaporkan memaksa dua keluarga Palestina, dengan 53 orang, meninggalkan rumah mereka di permukiman Arab, Ash-Sheikh Jarrah, di Jerusalem timur, Ahad pagi, setelah satu pengadilan memutuskan bahwa semua rumah itu dimiliki oleh pemukim Israel.

Bentrokan antara pasukan Israel dan warga Palestina terjadi selama pengusiran kedua keluarga tersebut, yang memiliki hampir 20 anak kecil.

Pemerintah Presiden AS Barack Obama telah berulangkali menyeru Israel agar menghentikan semua kegiatan permukiman, yang oleh Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) telah dijadikan prasyarat utama mereka guna melanjutkan pembicaraan perdamaian dengan Israel.

Pada Rabu pekan lalu, negara kuat regional di Timur Tengah, Arab Saudi, menyatakan takkan mengakui Israel sampai negara Yahudi itu keluar dari tanah Arab yang didudukinya dan membuat komitmen ke arah penyelesaian dua negara yang langgeng.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Arab Saudi Osama Nugali juga menyebut kebijakan Israel sebagai menderita schirofrenia dan mengatakan itu membahayakan semua upaya guna menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian Timur Tengah dengan tujuan menciptakan negara Palestina merdeka.

"Posisi kami sudah diketahui. Israel lah yang harus melakukan tindakan sungguh-sungguh ke arah proses perdamaian," kata Nugali.

"... Israel terus melakukan tindakan sepihak dengan mengubah fakta demografis dan geografis di lapangan, dengan membuat permukiman dan memperluas permukiman yang ada," katanya.

"Israel mesti mundur dari tanah Arab dan mengakhiri pendudukannya dan menyelesaikan masalah utama konflik," katanya. Ia mengutip masa depan masalah pembagian air, pengungsi Palestina, dan status masa depan Jerusalem sebagai ibukota kedua negara.

Masalah seperti itu harus diselesaikan "guna mencapai perdamaian yang menyeluruh, adil dan langgeng yang dilandasi atas pembentukan negara Palestina yang merdeka dan mampu bertahan", kata Nugali. (Sumber)

0 komentar: