31 Juli 2009

Mbah Suro Ato Mbah Sa'i ???


Diriwayatkan suatu ketika masyarakat mengalami gonjang ganjing akibat ajaran lama yang konservatif dan kaku yang telah diamalkan oleh para pinesepuh dan dapat dukungan dari para adipati dan pamong prajanya, namun generasi mudanya tidak pernah mendengarkan pitutur dari ajaran para pinisepuh itu. Maksiat ada dimana-mana, kekuasaan raja sangat disalahgunakan hingga menyengsarakan kawulo alit. Ditengah kekalutan itu, munculah tokoh muda yang membawa ajaran baru yang menyejukkan, penuh dengan kebajikan dan welas asih. Orang sering menyebut tokoh ini sebagai mbah Sai. Beliau sangat rajin menyebarkan piwulang yang sangat menyejukkan dari satu pedukuhan ke pedukuhan yang lain, hingga akhirnya banyak pula pengikutnya, baik dari kalangan muda dan para tetua. Mbah Sai rupanya bukan sekedar mampu memberikan piwulang bijak, namun dia memiliki kelebihan lain dalam bidang perdukunan, yang sangat berguna untuk menolong rakyat yang menderita sakit. Namun demikian, semakin banyaknya pengikut mbah Sai, membuat iri dan dengki dari para tetua yang masih menganut ajaran lama, mereka mencoba membuat intrik2 dan menghasut sang Adipati dengan menuduh mbah Sai telah menyesatkan masyarakat. Upaya permusuhan dengan menggunakan tekanan melalui para pamong praja itu membuat para kawulo alit pelan2 meninggalkan mbah Sai, kecuali bebera cantrik yang masih sangat setia. Singkat cerita akhirnya mbah Sai dinyatakan bersalah dan dihukum mati. Setelah kematian mbah Sai, nampaknya selama bebera dekade ajaran mbah Sai masih terus berkembang melalui para cantrik itu. Hal inilah yang kemudian memunculkan kebencian yang teramat sangat pada diri mbah Suro, seorang tokoh ajaran lama yang sangat jenius namun penuh anarki. Mbah Suro berusaha memadamkan ajaran mbah Sai, bahkan dia sering melakukan perjalanan dari pedukuhan satu ke pedukuhan lain untuk memberangus pengikut mbah Sai. Suatu ketika dalam petualangannya yang sangat melelahkan, mbah Suro merasa sangat loyo dan sulit untuk mengotrol diri, tiba dia jatuh tersungkur, dia merasa dunia menjadi terang benderang. Lalu terdengarlah suara dari kayangan Jonggring Salaka suara mbah Sai .....”Suro ... Suro .....”. Mendadak sontak keajaiban terjadi atas diri mbah Suro, yang semula sangat memusuhi mbah Sai, mengaku jadi sangat mempercayainya. Untuk selanjutnya, mbah Suro membuat ajaran2 pembaharuan atas ajaran mbah Sai, yang kadang memang sangat berlawanan dengan ajaran mbah Sai. Dalam perkembangan selanjutnya, muncul dari pengikut mbah Suro ajaran2 yang sering tidak sejalan, antara lain penafsiran atas diri mbah Sai itu sendiri, seperti pemahaman bahwa mbah Sai sesungguhnya telah ”murca”, yakni tidak mati namun naik ke kayangan Jonggring Salaka menjadi dewa. Atau bahkan diajarkan bahwa mbah Sai adalah dewa yang manitis ke dalam diri mbah Sai, sampai2 pemahaman bahwa mbah Sai sesungguhnya punya kemampuan ilmu Raga Telu (berada pada tiga tempat yang berbeda secara bersamaan waktunya). ----------------------------------------------------- Nah dari riwayat itu, berdasarkan pengakuan sepihak dari mbah Suro yang telah mendengan suara gaib dari mbah Sai, kemudian membuat ajaran pembaharuan, valid kah ajaran itu ?? Apakah ajaran baru mbah Suro merupakan bentuk penyesatan kepada pengikut mbah Sai dan sekaligus sebagai manifestasi kebencian mbah Suro kepada mbah Sai ??

0 komentar: