13 Juni 2009

Ibu... Ibu... Ibu...

Hendaknya kau slalu lindungi ibumu, sebagaimana kau lindungi ibu jarimu...

Tunduk dan patuhlah padanya tanpa ada keangkuhan...

Sesungguhnya Ridha Allah berada pada Ridhanya...

Dialah yang lebih layak kau muliakan...

Dialah yang lebih layak kau Hormati...

Dialah Yang lebih layak kau layani...


Abu Hurairah radhiallahu 'anh berkata:

Seorang lelaki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya: “Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku layan dengan sebaik-baiknya?” Baginda menjawab: “Ibu kamu.” Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” Baginda menjawab: “Ibu kamu.” Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” Baginda menjawab: “Ibu kamu.” Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”Baginda menjawab: “Ayah kamu.”(HR: Bukhari)


Di antara ibu dan ayah, ibulah yang lebih berhak untuk menerima perhatian daripada seorang anak. Tidak sekadar itu, ibu memiliki hak tiga kali ganda lebih besar daripada seorang ayah seperti yang tersebut pada hadis di atas. Selain itu Allah SWT juga telah mengkhususkan beberapa ayat-Nya di dalam al-Qur’an untuk ibu. Ini tidak lain menunjukkan betapa besar dan mulia kedudukan ibu di sisi Allah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman 31 : 14)


Terdapat beberapa sebab mengapa ibu memiliki hak tiga kali ganda lebih besar daripada seorang ayah:

  1. Seorang Ibu terpaksa menanggung berbagai kesusahan, baik fisik maupun mental, dalam proses mengandung seorang anak. Allah mengkhabarkan kesusahan ini dengan firman-Nya yang artinya: “…ibunya mengandungnya dengan susah payah ” (QS.al-Ahqaf 46:15)

  2. Kesusahan ketika mengandung semakin bertambah seiring dengan pembesaran janin. “…ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah …

  3. Kesusahan ini mencapai tahap paling berat ketika hendak melahirkan anak tersebut: “…dan melahirkannya dengan susah payah (pula) .

    Kesusahan ini diungkap oleh Allah dalam kisah Maryam ketika beliau hendak melahirkan ‘Isa:

Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".
(QS. Maryam 19 : 23)

4. Setelah melahirkan, ibu tidak pernah berhenti mencurahkan kasih sayang dan perhatian buat sang anak, betapa dengan sabar dia senantiasa menjaga sang anak, bahkan dengan mengorbankan waktu istirahatnya.


Mengambil iktibar daripada kisah para sahabat Rasulullah, seorang lelaki pernah bertanya kepada Ibn ‘Abbas radhiallahu 'anhuma, “Saya meminang seorang wanita tetapi dia menolak pinangan aku. Setelah itu datang orang lain meminangnya lalu dia menerimanya. Saya menjadi cemburu kepadanya dan saya membunuhnya. Apakah ada taubat untuk saya?”

Ibn ‘Abbas bertanya: “Apakah ibu kamu masih hidup?”

Dia menjawab: “Tidak.”

Ibn ‘Abbas berkata: “Bertaubatlah kepada Allah dan mendekatlah kepada-Nya semampu mungkin.”

Atha’ bin Yasar (yang hadir sama saat itu) bertanya kepada Ibn ‘Abbas: “Mengapa engkau bertanya kepada lelaki tersebut perihal apa ibunya masih hidup?”

Ibn ‘Abbas menjawab: “Saya tidak tahu perbuatan yang paling mendekatkan (seseorang) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala melainkan berbakti kepada ibu.”(HR: Bukhari)

Demikian, betapa Allah dan rasul-Nya begitu memuliakan derajat seorang ibu.

Sehingga mengingatkan umatnya untuk senantiasa menghormati dan berbakti kepada seorang ibu, tidak mendurhakainya ataupun menyakiti perasaannya walau hanya melalui ucapan “uh” .

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia “. (QS. Al-Isra' 17 : 23)


Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, makan Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan ”. (QS. Luqman 31 : 15)


Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil ". (QS. al-Isra' 17 : 24)



Hendaknya kau slalu lindungi ibumu,

Sebagaimana kau lindungi ibu jarimu...


Sesungguhnya Ridha Allah berada pada Ridhanya...

0 komentar: