28 Juni 2009

Punahnya Motor Bebek Oleh Motor Skutik

Bagaimana nasib bebek di masa depan? Saya rasa species sepeda motor yang satu ini makin tergencet dan tidak menutup kemungkinan bakal punah! Bukan tanpa alasan tapi berdasarkan fakta. Pada 2007 skutik menguasai 18,4% market share penjualan sepeda motor di Indonesia. Pada 2008 meningkat hingga 26% dan pada awal 2009 dari Januari hingga Februari sudah menguasai 36%.Dan siapa yang termakan oleh pasar skutik? Tentunya bebek. Sedang sport tetap stabil dengan volume yang tidak terlalu banyak, rata-rata kurang dari 20% setahun. Bahkan pihak pebisnis otomotif termasuk para petinggi ATPM sepeda motor di Indonesia memprediksi pada akhir tahun ini market share skutik bisa mencapai lebih dari 40%.
Fenomena ini tentunya diuntungkan oleh sifat dasar skutik yang fleksibel. Fleksibel yang seperti apa nih? Tergantung sudut pandangnya. Pertama, secara utilitas skutik terbukti fleksibel dan mampu mengakomodir segala kebutuhan pengendara dari latar belakang yang beragam. Sebenarnya ini mirip dengan keunggulan yang diusung bebek.
Indonesia terkenal dengan kekeluargaanya, begitu juga urusan memilih motor. Diusahakan yang bisa dipakai oleh seluruh anggota keluarga. Kalau dulu bebek jawabannya. Tapi sekarang ada yang lebih praktis dan semua bisa pakai secara instan. Buat yang baru belajar naik motor tidak perlu latihan insting untuk pindah gigi.
Pantas saja bila Sigit Kumala, GM Marketing PT Astra Honda Motor (AHM) pernah bercerita kalau pengguna skutik yang berlatar belakang pelajar khususnya anak SMA yang baru belajar naik motor cukup tinggi. Tentunya masih ada kaitannya dengan kemudahan mengendarai skutik. Bagaimana dengan anggota keluarga yang lain?
Mau pria mau wanita tentunya juga bisa dengan mudah memakai skutik. Karena pada dasarnya skutik memang di buat dengan segala kemudahannya untuk wanita. Bagi pria pun jumlah pemakainya cukup banyak. Para pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta yang memiliki kemacetan cukup parah merasa nyaman dengan skutik karena tak perlu oper gigi atau pun buka tutup kopling.
Kemampuan membawa barangnya juga cukup luas. Dek tempat pijakan kaki cukup lebar sehingga mampu membawa banyak bawaan. Jadi bukan alasan lagi kalau skutik tidak bisa bawa bawaan. Apalagi Ubox di bawah jok skutik juga lumayan besar-besar. Untuk fleksibilitas yang pertama ini, banyak yang menilai skutik lebih banyak nilai plusnya ketimbang bebek.
Fleksibilitas yang kedua adalah urusan style. Harus diakui, kini naik skutik dianggap lebih stylist ketimbang naik bebek. Buat yang ingin tampil beda jadi beralih ke skutik. Apalagi bila main hitung-hitungan uang, dengan harga yang sama dapat yang lebih gaul. Tak heran bila lagi-lagi pengendaranya banyak juga yang anak muda dan keluarga muda tentunya.
Fleksibel yang berikutnya enggak jauh-jauh dengan modifikasi. Banyak gaya yang bisa di anut oleh skutik. Saat ramai motor-motor tua berkeliaran ditongkrongan anak muda, retro style pun tetap bisa diadopsi oleh skutik meski tahun produskinya masih sangat muda. Buat yang suka modifikasi ekstreem juga tetap ada dunia tanpa batas pada skutik, adopsi ban gambot hingga bikin cover bodi baru banyak dilakukan.
Masih berhubungan dengan fleksibilitas sebelumnya. Modifikasi pada skutik juga bisa disesuaikan dengan fashion yang dianut pengendaranya. Mau berpenampilan retro misalnya, skutik juga bisa dandan retro. Mau terlihat sporty? Skutik juga asik dipadu padankan dengan kegairahan berpenampilan sporty. Hal ini juga yang menarik banyak konsumen anak muda yang beralih ke skutik.
Flesibilitas lainnya soal performa. Sebelumnya banyak yang meragukan performanya. Tapi kini semua mengakui kehebatannya. Dalam kondisi standar di kemacetan kota, skutik terkenal lincah dan gesit. Akselerasinya cepat dan mudah karena tak perlu repot oper gigi. Di daerah pegunungan yang topografinya naik turun pun skutik tetap bisa diterima.
Di kota Bandung misalnya, meski jalannya naik turun dan banyak lubang pengguna skutik asik-asik aja dan tidak terlalu mengeluh soal performa. Bengkel korek mesin pun kini di sesaki skutik-skutik kencang. Kemudahan upgrade performa juga jadi fleksibilitas tersendiri. Kalau dulu balap liar didominasi motor sport 2-tak, kini skutik justru sering dikejar-kejar polisi. Dikancah balap resmi pun gelaran balap skutik tetap ramai digelar dengan jumlah peserta yang tak sedikit.
Waktu yang akan menjawabnya…..
Oleh : Dimas Popo Pradopo
Sumber

0 komentar: